PMII METRO

PMII Komisariat jurai siwo metro

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 67, SEMOGA CITA" KEMERDEKAAN DARI SEMANGAT PERJUANGAN SEGERA TERWUJUD DENGAN PEMBERANTASAN KORUPSI SERTA PEMBANGUNAN FUNDAMENTLISME PEMUDA INDONESIA

Benarkah Gusdur Wali...?

Diposting oleh komisariat metro Senin, 07 Mei 2012

Di Indonesia, dikenal ada sembilan wali besar. Namun kali ini, Wali bagi umat Islam di Indonesia sudah berjumlah 10. Wali ke-10 adalah mantan Presiden RI sekaligus tokoh Nahdatul Ulama, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Ini disampaikan oleh guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Profesor Dr. H. Yudian W.Asmin di sarasehan nasional mengenang satu tahun wafatnya Gus Dur di pondok pesantren Tebuireng Jombang pada Minggu (18/12).

“Wajar khan Gus Dur dilantik jadi wali ke-10,” tanya Yudian kepada peserta sarasehan yang mayoritas para santri. “Iyaa,” kata peserta serentak menjawab.

Yudian mengatakan di Indonesia, dikenal ada sembilan wali besar. “Dan dari catatan sejarah saya, Gus Dur adalah wali besar kesepuluh,” ujar dia.

Ia mengatakan Gus Dur adalah wali yang mempunyai tugas menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Sunan-Sunan yang sebelumnya hanya menjaga suatu daerah tertentu sedangkan Gus Dur keluasan wilayahnya sangat besar,” kata dia.

Yudian mengatakan, Gus Dur hidup dalam konteks setelah merdeka, dalam masa nasionalisme Indonesia yang tercabik. “Gus Dur juga pernah menjadi korban,” ujar dia. Menurut dia, Gus Dur sangat pantas disebut Wali, apalagi jika dibandingkan dengan jasa-jasa Wali sebelumnya.

Menurut dia, Gus Dur sangat faham fiqih (filsafat keislaman). Dan inilah yang sering dilupakan oleh para ulama. “Filsafat keislamaan beliau mampu menyelesaikan masalah pluralisme Indonesia saat itu,” ujar Yudian. “Gus Dur pernah berkata hidupnya hanya untuk Indonesia, Islam dan Nahdatul Ulama.”

Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mengatakan dulu pluralisme masih menjadi masalah bangsa. Namun saat ini, berkat peran Gus Dur, pluralisme tidak menjadi masalah bangsa. “Sekarang Islam tidak ditakuti dan bukan kampungan. Dan peran paling besar untuk pluralisme diambil Gus Dur,” kata dia.

Menurut Mahfud, yang menjadi masalah bangsa saat ini kata dia adalah ketidakadilan, penegakan hukum, kemiskinan dan korupsi.

Sementara Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Lukman Syaifuddin, mengatakan, Gus Dur adalah sosok yang global meskipun berlatar belakang pondok pesantren yang tradisional. “Gus Dur bebas melakukan apa saja tanpa dihisab di hari kiamat. Karena dia selalu punya landasan yang kuat,” katanya, mengenang Gus Dur.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Durpernah kedatangan tamu istimewa yang berpakaian lusuh namun ternyata seorang wali.

Menurut pengakuan salah satu santri Gus Dur bernama Nuruddin Hidayat, setiap menerima tamu Gus Dur berpenampilan santai. Namun suatu ketika Gus Dur pernah meminta untuk dipakaiakan baju takwa, kain sarung dan peci, seperti ketika mau sholat Idul Fitri.

Tamu yang akan diterimanya itu ternyata dari Aceh menggunakan berpakaian sederhana, dekil, dan memakai celana sebetis. Setelah keduanya bersalaman, Gus Dur dan sang tamu duduk di karpet

Tetapi tak ada obrolan diantara keduanya. Gus Dur tidur,
tamunya juga tidur, suasana menjadi sunyi yang berlangsung sekitar 15 menit. Setelah sang tamu bangun, ia langsung pamit pulang, tak ada pembicaraan.

Nuruddin merasa penasaran, segera bertanya kepada Gus Dur setelah sang tamu pulang.
Dia kaget mendengar penjelasan Gus Dur bahwa tamu tersebut adalah wali dari Aceh bernama Tengku Beurahim Wayla dari Aceh Barat.inilah.com

"Itu Wali, tidak ada yang seperti beliau di Indonesia, adanya di Sudan,” ungkap Gus Dur.

Sebagian masyarakat Aceh barat menyebutnya sebagai 'Dewa Tidur', yang menghabiskan hari-harinya dengan tidur. Tgk Ibrahim Woyla juga bisa mengetahui perilaku seseorang dan sering sekali orang yang menemui beliau dibacakan kesalahannya untuk di perbaiki.

Sebelum terjadinya tsunamiAbu Ibrahim yang pernah mengatakan 'air laut bakal naik sampai setinggi pohon kelapa, terbukti tsunami. Tokoh kharismatik ini meninggal pada Juli 2009 dalam usia 90 tahun di Desa Pasi Aceh, Woyla, Kabupaten Aceh Barat dan dikebumikan tak jauh dari rumahnya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Wali memang kekasih Allah, tetapi diantara wali sendiri terdapat tingkatan-tingkatan. Semakin tinggi tingkatan seorang wali, mereka yang posisinya lebih rendah akan lebih menghormatinya.

Kali ini, cerita salah satu karomah Gus Dur diungkapkan oleh Kiai Said Aqil Siroj saat menjalankan umrah Ramadhan, ketika Gus Dur masih menjadi ketua umum PBNU.

Kang Said menuturkan setelah sholat tarawih berjamaah, ia diajak oleh Gus Dur untuk mencari orang yang khowas (khusus), yang ibadahnya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah dan malu mengharapkan pahala, meskipun itu tidak dilarang. Mereka sudah berprinsip, manusia datangnya dari Allah, maka dalam beribadah, tak sepantasnya mengharapkan imbalan.

Berdua bersama Gus Dur, mereka mengunjungi satu per satu kelompok orang yang memberi pengajian, ada yang jenggotnya panjang, ada yang kitabnya setumpuk dan mampu menjawab segala macam pertanyaan, ada yang jamaahnya banyak, tetapi semuanya dilewati.

Lalu sampailah mereka dihadapan seorang Mesir yang sederhana, surbannya tidak besar, duduk di sebuah sudut. Kang Said selanjutnya diminta oleh Gus Dur untuk memperkenalkan dirinya sebagai ketua umum Nahdlatul Ulama dari Indonesia

Tak seperti biasanya, orang Mesir terkenal dengan keramahannya, biasanya langsung ahlan wa sahlan ketika menerima tamu, tetapi yang satu ini bersikap agak ketus ketika ditanya.

Kang Said menyampaikan niat dari Gus Dur untuk meminta sekedar doa selamat dari orang tersebut.

Setelah berdoa ia langsung lari, dan menarik sajadahnya sambil berkata “Dosa apa aku ya robbisampai engkau buka rahasiaku dengan orang ini”.

Kang Said berkesimpulan bahwa orang tersebut merupakan wali yang sedang bersembunyi, jangan sampai orang lain tahu bahwa ia adalah wali, tetapi ternyata kewaliannya diketahui oleh Gus Dur, yang derajat kewaliannya lebih tinggi, dan ia merasa rahasianya terungkap karena ia memiliki dosa. (mkf) 
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tulisan ini saya angkat atas kekaguman saya pada Gus dur sosok ulama, sosok politikus yang sekuler , sosok negarawan . Terkadang saya sendiri kurang setuju terhadap beberapa pola pikir Gur dur yang selalu melawan arus dan cendrung dianggap merugikan umat islam . Tapi itulah Gus dur pola pemikirannya yang jenius jauh melesat. Sulit dicerna oleh orang awam seperti saya. Baru beberapa tahun kemudian apa yang dipikirkan Gus dur terbukti kebenarannya. Kejeniusan Gus dur tak lepas dari khazanah bacaan yang terekam dalam otaknya maka tak heran Gus dur mampu menangkap dengan cepat dan cerdas sumber ilmu yang ia pelajari. Kecerdasan inilah yang kemudian oleh warga NU diyakini Gus dur memiliki ilmu LADUNNI (Ilmu yang diperoleh dari Alloh tanpa belajar ) bahkan ada yang meyakini bahwa Gus dur sosok Auliyaillah (wali) hingga saat ini Makam Gus dur di tebuireng masih ramai dikunjungi para peziarah yang datang dari berbagai pelosok di nusantara. Suatu hari seorang ulama ahli tarekat bernama Syech Nazhim al haqqani berkunjung ke Indonesia dan ditanya oleh jamaah “apakah Gus dur itu wali ? jawab Syech Nazhim al haqqani ‘Lihatlah nanti ketika Gus Dur meninggal, benar saja ketika Gus dur meninggal ribuan orang mengiringi prosesi pemakamannya dan makamnya tak pernah sepi di ziarahi oleh umat yang mencintai Gus dur.
 Kelugasan dan kepolosan Gus Dur dalam membuat pernyataan merupakan kekuatan yang dimilikinya , namun tentu saja memiliki implikasi yang negatif bagi orang lain. Aroma mistis spritual selalu melekat dalam diri Gus Dur . Bisikan bisikan yang katanya merupakan “Suara Langit” selalu gus dur kemukakan hal tersebut bagi orang lain dapat diartikan menentramkan atau sebaliknya justru meremehkan dan membuat gerah orang. Gus dur kadang sulit dimbangi dengan langkah langkah taktisnya, sehingga terkesan emosional, meskipun demikian orang berusaha memakluminya penyampaian gagasan dengan ceplas ceplos dan humoris merupakan langkah jenius Gus dur melintas batas menembus ketegangan , gus dur sanggup menjalin silahturahim dengan segala perbedaan perbedaan. Sebagai politikus dan pejuang Gus Dur selalu dapat membedakan antara urusan politik dan hubungan pribadi. Dia bisa keras, tegas, dan cenderung berkepala batu dalam sikap-sikap politiknya, tetapi selalu menjaga hubungan pribadi melalui silaturahmi yang selalu hangat dan bersahabat. Bukan hanya kawan politiknya yang diakrabi, tetapi lawan-lawan politiknya pun dihormati dengan silaturahmi. Kita tentu masih ingat nama Abu Hasan, pesaing Gus Dur dalam perebutan kursi Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU (1994) di Cipasung. Sebagai calon ketua umum yang menurut berita diskenariokan oleh kekuatan luar ( alat politik suharto ) untuk menjinakkan NU, Abu Hasan ngotot untuk menjadi Ketua Umum PBNU. Setelah kalah dalam pemilihan yang demokratis di muktamar Abu Hasan tidak mau terima. Dia pun membentuk PBNU tandingan dengan nama KPPNU. Namun berkat dukungan arus bawah dan para kyai kyia kampung terhadap Gus Dur, meski memakan waktu agak lama, akhirnya KPPNU itu bubar tanpa komunike karena tak bisa bekerja tanpa dukungan umat. Yang mengharukan, setelah KPPNU runtuh dan PBNU di bawah Gus Dur berjaya, justru Gus Dur- lah yang datang pertama kali bersilaturahmi ke rumah Abu Hasan tanpa mengungkit kelakuan dan cercaan-cercaan pedas yang pernah dilontarkan Abu Hasan terhadap dirinya. Dirangkulnya Abu Hasan sebagai sahabatnya. Ketika terjadi konflik PKB Jawa Timur yang melibatkan Kiai Fawaid. Saat itu Kiai Fawaid terpilih sebagai Ketua Dewan Syura PKB Jawa Timur, tetapi tidak ada kecocokan dengan Gus Dur dan Ketua PKB Jawa Timur Choirul Anam dalam susunan kepengurusan. Kiai Fawaid merasa hak-haknya sebagai Ketua Dewan Syura hasil musyawarah wilayah (muswil) dilanggar, apalagi Gus Dur sempat marah dan menyatakan tak akan berhubungan lagi dengan Kiai Fawaid. Pewaris tokoh NU karismatik Kiai As’ad Syamsul Arifin itu pun keluar dari PKB dan bergabung dengan PPP. Pada saat Kiai Fawaid bersikap keras dan resmi menyatakan bergabung ke PPP, Gus Dur tetap menyambung silaturahminya dengan Kiai Fawaid. Pada suatu tengah malam secara mendadak Gus Dur berkunjung ke rumah Kiai Fawaid di Sukorejo meskipun harus menempuh perjalanan darat yang sangat jauh. Gus Dur menghormati pilihan Kiai Fawaid keluar dari PKB dan silaturahmi terus dipelihara. Pernah suatu ketika Gus dur menjadi presiden mampir kerumah Hanafi Asnan yang waktu itu menjabat Kepala Staf Angkatan Udara , pada waktu itu acara tanam seribu pohon di wilayah madura bersama mentri kehutanan marzuki usman , acara yang di telah di rencanakan oleh protokol kepresidenan tiba tiba gus dur menyelipkan acara berkunjung silahturahim ke rumah Hanafi asnan bangkalan madura, Meski diberi tahu bahwa KSAU Hanafi Asnan tak ikut dalam rombongan, Gus Dur mengatakan bahwa dirinya akan bersilaturahmi kepada ibunya Pak Hanafi , Padahal Gus Dur tak pernah kenal dengan ibunda Hanafi kecuali bahwa Hanafi adalah bawahannya yang berasal dari Madura, bukan main terharunya Ksau Hanafi asnan bahwa yang mampir menemui ibandanya adalah seorang presiden. Itulah sisi lain kehidupan Gus Dur yang jarang diperhatikan orang, yakni suka bersilaturahmi kepada siapa pun. Banyak yang meyakini bahwa kegemaran bersilaturahmi tanpa jarak “antara orang besar dan orang biasa” itulah yang mengakibatkan Gus Dur menjadi milik dan dicintai oleh begitu banyak orang. Gus Dur tak pernah lelah bersilaturahmi kepada siapa pun, mulai dari kota besar sampai ke desa terpencil, mulai dari sahabat karib sampai ke lawan- lawan politik, mulai dari orang- orang besar sampai orang-orang kecil. Jadi selain karena modal politik- sosiologisnya sebagai tokoh yang berdarah biru NU, kecerdasan dan kepandaiannya yang luar biasa, kehidupannya yang bersahaja, serta keterbukaan dan kesantunannya terhadap semua golongan, perihal kegemaran untuk selalu bersilaturahmi menjadi penguat bagi munculnya keseganan dan kecintaan masyarakat terhadap Gus Dur. Prof DR kh Said Aqil Siraj pernah bercerita bahwa suatu hari dirinya bersama Gus dur pergi ke Madinah untuk berziarah , waktu malam tiba Gus dur mengajak dirinya berkeliling masjid untuk mencari seorang “Waliyulloh”, setelah berkeliling akhirnya Kh said menunjuk sesorang yang menggunakan imamah dan keningnya hitam bekas sujud ‘”apakah itu wali Gus ? kata Kh said aqil. ” Bukan ….dia bukan Wali ” kata Gus Dus, setelah berkeliling keliling dimasjid madinah Gus dur menghentikan langkahnya dan menunjuk bahwa orang yang di depannya ini adalah wali, sesorang yang hanya menggunakan sorban biasa dan duduk diatas sajadah, lalu kh said aqil meminta kepada orang yang di tunjuk Gus dur wali itu tersebut untuk mendoakan Gus dur dan dirinya, Lalu orang tersebut mendoakan Gus dur agar sukses dan di ridoi , selesai berdoa orang tersebut pergi sambil menarik sejadahnya dan berkata ” Ya Alloh dosa apa saya , sehingga maqom dan kedudukan saya di ketahui orang. la yariful wali illa biwalli . wallohu a’lam 

1 Responses to Benarkah Gusdur Wali...?

  1. Unknown Says:
  2. السلام عليكم
    @ admint
    radio streamingnya bukan radio aswaja,untuk radio streaming ASWAJA silahkan di sini: http://www.benderaaswaja.com/p/radio-aswaja_21.html

     

Posting Komentar

PRESIDEN MAHASISWA DARI PMII KOMISARIAT STAIN METRO (LAMPUNG)
NO NAMA JABATAN PERIODE ALAMAT NO HP
1 Imam Ma'ruf PRESIDEN MAHASISWA 2004-2005 Way Jepara 08526979xxxx
2 Supendi PRESIDEN MAHASISWA 2005-2006 MELINTING 08576815XXXX
3 Rohmad Soleh PRESIDEN MAHASISWA 2006-2007 SUKADANA 08566976XXXX
4 Uslih PRESIDEN MAHASISWA 2007-2008 SUKADANA 08154000XXXX
5 Harmono PRESIDEN MAHASISWA 2008-2009 RUMBIA 08576811XXXX
6 ..???.. PRESIDEN MAHASISWA 2009-2010 .......... XXXXXXXX
7 Karmawan PRESIDEN MAHASISWA 2011-2012 Sukananti, Way Tenong, Lam-Bar 0856588647xx
8
9
10
ZIKIR FIKIR & AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEHZIKIR FIKIR AMAL SHALEH

HTML code